Prospek Ekonomi 2013 dan 2014
Dalam acara Overview Prospek Perekonomian dan
Pembangunan Nasional, Program Sekolah Staf Pimpinan BI angkatan ke-30,
Senin, (03/9), Menteri PPN/Kepala Bappenas, Prof. Dr. Armida S.
Alisjahbana, menyampaikan bahwa prospek ekonomi Indonesia pada tahun
2013-2014 akan lebih baik dari tahun 2012. Dalam kerangka ekonomi makro
RPJMN 2010-2014, diupayakan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2014 dapat
tumbuh mencapai 7 persen. Sementara hingga triwulan II tahun 2012,
pertumbuhan ekonomi Indonesia sekitar 6 persen. Sementara itu, PDB per
kapita pada tahun 2013 diharapkan mencapai USD 3.445 dan pada tahun 2014
ditargetkan akan naik lagi menjadi USD 3.811.
Target peningkatan PDB ini diharapkan dapat tercapai dengan menargetkan penurunan tingkat pengangguran menjadi 5-6 persen dan tingkat kemiskinan menjadi minimal 8-10 persen pada tahun 2014. Sampai dengan triwulan II tahun 2012, tingkat pengangguran 6,7-7,0 persen dan tingkat kemiskinannya di kisaran 10,5-11,5 persen. Tingkat kemiskinan nasional diharapkan dapat diturunkan lagi pada kisaran 9,5-10,5 persen pada tahun 2013.
Pertumbuhan ekonomi ini, menurut Menteri PPN/Kepala Bappenas, didorong oleh konsumsi masyarakat yang merupakan komponen utama dari permintaan domestik, dan investasi serta ekspor barang dan jasa. Peningkatan konsumsi masyarakat tersebut akan terjadi apabila daya beli masyarakat meningkat, karenanya perlu diupayakan pengendalian inflasi dan menjaga ketersedian bahan pokok. Dalam RPJMN 2010-2014, rata-rata konsumsi masyarakat itu sebesar 5,3-5,4 persen, jelas Ibu Armida. Seperti dijelaskan sebelumnya, pertumbuhan ekonomi juga dipacu oleh pertumbuhan tingkat ekspor. Beberapa faktor yang dapat menunjang pertumbuhan ekspor tersebut, di antaranya, perlu adanya peningkatan akses pasar internasional terutama pasar nontradisional, peningkatan kualitas dan diversifikasi produk ekspor, dan peningkatan fasilitas ekspor, terang Ibu Armida.
Terkait dengan penurunan tingkat pengangguran dan tingkat kemiskinan, kualitas pekerja terus membaik. Itu terlihat dari struktur lapangan kerja formal yang mengalami peningkatan berarti sepanjang periode 2010-2012. Pada tahun 2012, struktur pekerja formal meningkat menjadi 37,2 persen. Jumlah ini naik cukup signifikan bila dibandingkan dengan tahun 2011 sebesar 34,2 persen dan tahun 2009 yang sebesar 30,5 persen. Peningkatan jumlah pekerja formal ini diikuti pula dengan adanya peningkatan struktur pekerja non-pertanian yang pada tahun 2011 mencapai 62 persen, namun pada tahun 2012 ini naik menjadi 63,5 persen. Dalam kesempatan yang sama, Ibu Armida juga menyinggung soal peranan dari skema Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) dalam Perekonomian Indonesia. Dikatakan bahwa MP3EI akan mendorong peningkatan investasi di Indonesia. Indikasi nilai investasi berdasarkan investor terbesar memang datang dari sektor swasta sebesar 49 persen, sedangkan dari pemerintah sebesar 12 persen.
Lebih lanjut disampaikan, dalam hal terjadinya perlambatan ekonomi dunia yang semakin serius dan pemulihan ekonomi dunia yang tidak sekuat tahun 2010 dan 2011, sasaran pertumbuhan ekonomi Indonesia kemungkinan perlu disesuaikan terutama pada sisi ekspor, yang pada tahun 2012 tingkat ekspor Indonesia sebesar 1,8 persen. Diharapkan pada tahun 2013 ditingkatkan menjadi 8,5 persen lalu pada tahun 2014 ditargetkan menjadi 12 persen. Dengan penyesuaian ini, basis pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2012 menjadi 6,3 persen, tahun 2013 menjadi 6,6 persen dan tahun 2014 menjadi 6,9 persen.
Sumber: copy right http://www.kelompokinti3.blogspot.com/v2/index.php?
Target peningkatan PDB ini diharapkan dapat tercapai dengan menargetkan penurunan tingkat pengangguran menjadi 5-6 persen dan tingkat kemiskinan menjadi minimal 8-10 persen pada tahun 2014. Sampai dengan triwulan II tahun 2012, tingkat pengangguran 6,7-7,0 persen dan tingkat kemiskinannya di kisaran 10,5-11,5 persen. Tingkat kemiskinan nasional diharapkan dapat diturunkan lagi pada kisaran 9,5-10,5 persen pada tahun 2013.
Pertumbuhan ekonomi ini, menurut Menteri PPN/Kepala Bappenas, didorong oleh konsumsi masyarakat yang merupakan komponen utama dari permintaan domestik, dan investasi serta ekspor barang dan jasa. Peningkatan konsumsi masyarakat tersebut akan terjadi apabila daya beli masyarakat meningkat, karenanya perlu diupayakan pengendalian inflasi dan menjaga ketersedian bahan pokok. Dalam RPJMN 2010-2014, rata-rata konsumsi masyarakat itu sebesar 5,3-5,4 persen, jelas Ibu Armida. Seperti dijelaskan sebelumnya, pertumbuhan ekonomi juga dipacu oleh pertumbuhan tingkat ekspor. Beberapa faktor yang dapat menunjang pertumbuhan ekspor tersebut, di antaranya, perlu adanya peningkatan akses pasar internasional terutama pasar nontradisional, peningkatan kualitas dan diversifikasi produk ekspor, dan peningkatan fasilitas ekspor, terang Ibu Armida.
Terkait dengan penurunan tingkat pengangguran dan tingkat kemiskinan, kualitas pekerja terus membaik. Itu terlihat dari struktur lapangan kerja formal yang mengalami peningkatan berarti sepanjang periode 2010-2012. Pada tahun 2012, struktur pekerja formal meningkat menjadi 37,2 persen. Jumlah ini naik cukup signifikan bila dibandingkan dengan tahun 2011 sebesar 34,2 persen dan tahun 2009 yang sebesar 30,5 persen. Peningkatan jumlah pekerja formal ini diikuti pula dengan adanya peningkatan struktur pekerja non-pertanian yang pada tahun 2011 mencapai 62 persen, namun pada tahun 2012 ini naik menjadi 63,5 persen. Dalam kesempatan yang sama, Ibu Armida juga menyinggung soal peranan dari skema Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) dalam Perekonomian Indonesia. Dikatakan bahwa MP3EI akan mendorong peningkatan investasi di Indonesia. Indikasi nilai investasi berdasarkan investor terbesar memang datang dari sektor swasta sebesar 49 persen, sedangkan dari pemerintah sebesar 12 persen.
Lebih lanjut disampaikan, dalam hal terjadinya perlambatan ekonomi dunia yang semakin serius dan pemulihan ekonomi dunia yang tidak sekuat tahun 2010 dan 2011, sasaran pertumbuhan ekonomi Indonesia kemungkinan perlu disesuaikan terutama pada sisi ekspor, yang pada tahun 2012 tingkat ekspor Indonesia sebesar 1,8 persen. Diharapkan pada tahun 2013 ditingkatkan menjadi 8,5 persen lalu pada tahun 2014 ditargetkan menjadi 12 persen. Dengan penyesuaian ini, basis pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2012 menjadi 6,3 persen, tahun 2013 menjadi 6,6 persen dan tahun 2014 menjadi 6,9 persen.
Sumber: copy right http://www.kelompokinti3.blogspot.com/v2/index.php?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar