PERIKANAN BERPOTENSI ANGKAT PEREKONOMIAN RI JADI NOMOR TUJUH DUNIA
07/11/2012
PERIKANAN BERPOTENSI ANGKAT PEREKONOMIAN RI JADI NOMOR TUJUH DUNIA
KKP
News || Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif C.Sutardjo
mengatakan, Indonesia diproyeksikan akan menjadi negara dengan tingkat
perekonomian terbesar ke-7 di dunia pada 2030 mendatang.
“
Saya berkeyakinan, prediksi itu bisa diwujudkan jika kekuatan
ekonomi kita bertumpu pada empat prioritas yang harus dilakukan
yakni ,perikanan, jasa, pertanian, dan sumber daya alam,” kata Sharif
dalam acara Chief Editor Meeting (CEM) dengan pemimpin redaksi
sejumlah media massa di Jakarta, Selasa (6/11).
Terkait
sektor perikanan, Sharif menjelaskan, KKP terus berupaya
mendorong produktivitas kelautan dan perikanan secara optimal dan
berkelanjutan sehingga mampu menjadi penggerak utama perekonomian
nasional. Pasalnya, sektor perikanan Indonesia memiliki potensi besar
sebagai produk unggulan ekspor. Dengan sumber daya laut yang sangat
luas, Indonesia bisa menjadi negara produsen di bidang perikanan.
KKP
kian mengedepankan, pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya
kelautan dan perikanan secara berkelanjutan lewat konsepsi ekonomi biru
(blue economy). Konsepsi blue economy bertujuan untuk menghasilkan
pertumbuhan ekonomi dari sektor kelautan dan perikanan, sekaligus
menjamin kelestarian sumberdaya serta lingkungan pesisir dan lautan.
Ia
mengatakan program industrialisasi perikanan yang dilakukan
pemerintah telah berjalan secara optimal. "Pemerintah mengharapkan
pelaku usaha di sektor perikanan dan kelautan dan swasta turut membantu
dalam upaya mengakselerasi industrialisasi perikanan, sehingga rantai
pasok dari hulu sampai hilir menjadi lebih terintegrasi,"
ujarnya. Industrialisasi kelautan dan perikanan dilakukan dengan tujuh
pendekatan yakni, menyiapkan konektivitas dan infrastruktur,
meningkatkan investasi, iptek, sdm, mutu dan keamanan produk serta
penataan dan pengembangan kawasan sentra produksi.
Sharif
menjelaskan, perikanan budidaya dapat terus kita tingkatan produksinya
karena kita telah memiliki teknologi, peralatan baru maupun probiotik
sehingga laju produksinya dapat dilakukan secara optimal.
“Perikanan budidaya menjadi primadona KKP untuk terus ditingkatkan
produktivitasnya. Lantaran stok perikanan tangkap cenderung mengalami
stagnasi,” ungkapnya
Tercatat,
sampai dengan triwulan II 2012 produksi perikanan budidaya mencapai
10,89 juta ton atau 73,28 persen dari dari target tahun 2012 sebesar
14,86 juta ton. “Diperkirakan akhir tahun ini produksi
perikanan budidaya mampu menembus angka 14, 8 juta ton yang dilakukan
melalui revitalisasi perikanan budidaya,”sambungnya.
Laju
pertumbuhan PDB perikanan berdasarkan tren sejak 2009,
diperkirakan akan tumbuh lebih tinggi dibanding dua tahun sebelumnya.
Berdasarkan data KKP, laju pertumbuhan PDB perikanan adalah 4,53 persen
pada tahun 2011 dan 5,05 persen pada tahun 2012 hingga triwulan III.
Sedangkan target pertumbuhan PDB perikanan adalah 6,85 persen pada 2012,
7 persen pada 2013, dan 7,25 persen pada 2014. Menurut dia, ekspor
hasil perikanan pada saat ini telah mengarah kepada produk bernilai
tambah dan mengalami kenaikan nilai ekspor pada Januari-Juli 2012
sebesar 14,69 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. KKP
menargetkan pada 2012 nilai ekspor hasil perikanan 4,2 miliar dolar AS.
Kendati
demikian, Sharif mengakui, memang terjadi penurunan pangsa pasar utama
yakni AS, Jepang, dan Uni Eropa sebagai salah satu dampak resesi global,
tetapi pangsa pasar potensial lainnya cenderung meningkat sebagai salah
satu dampak dari diplomasi dan promosi pemasaran hasil perikanan.
Hal itu juga didukung dengan peningkatan jumlah UPI yang memenuhi
persyaratan ekspor di negara tujuan utama dan terjadi diversifikasi
pasar tujuan ekspor
Sejalan
dengan itu, KKP telah menetapkan 9 target indikator kinerja
utama (IKU) pembangunan kelautan dan perikanan pada 2013. Adapun kinerja
utama tersebut yaitu, pertama pertumbuhan PDB perikanan sebesar 7
persen, kedua produksi perikanan sebesar 18,49 juta ton, ketiga nilai
ekspor hasil perikanan sebesar 5 miliar dolar AS, keempat konsumsi ikan
per kapita sebesar 35,14 kg/kapita/tahun.
Kelima,
nilai tukar nelayan dan pembudidaya ikan sebesar 112. Keenam
jumlah kasus penolakan eskpor hasil perikanan kurang dari 10 kasus,
ketujuh luas kawasan konservasi laut dan perairan yang dikelola secara
berkelanjutan seluas 3,467 juta ha. Kedelapan. Jumlah pulau-pulau kecil
termasuk pulau kecil terdepan yang dikelola sebanyak 60 pulau. Terakhir,
menurunnya persentase wilayah perairan bebas IUU Fishing dan kegiatan
yang merusak sebesar 41 persen.
Sebelumnya,
laporan McKinsey Global Institute pada September 2012 menyebutkan bahwa
Indonesia akan dapat mengalahkan Inggris dan menjadi negara
perekonomian terbesar ketujuh pada 2030. Tercatat, selama sepuluh tahun
terakhir, Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi dengan
volatilitas terendah dibandingkan negara-negara OECD dan BRIC.
Sumber: copy right
http://www.kelompokinti3.blogspot.com/v2/index.php?
Mohon pada kelompok ini .. segera dibentuk blog individu dan bentuk fasilitas Joint this site ... batas Senin 16 Sept 2013
BalasHapusoke pak :)
BalasHapus