pertumbuhan dan struktur ekonomi Indonesia tahun 200-2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah
ekonomi dari sisi makro merupakan suatu hal yang menarik untuk dibahas dan
dikaji. Menjadi menarik karena banyak pihak, baik secara individu maupun
kelompok memperhatikan masalah makroekonomi ini. Makroekonomi menjelaskan
perubahan ekonomi yang memengaruhi banyak rumah tangga, perusahaan, dan pasar.
Ekonomi makro dapat digunakan untuk menganalisis cara terbaik untuk memengaruhi
target-target kebijaksanaan dalam suatu negara, seperti pertumbuhan ekonomi,
stabilitas harga, tenaga kerja dan kebijakan dalam sisi lainnya. Pada tulisan
kali ini akan kita bahas mengenai salah satu indikator dalam ekonomi makro
suatu negara yaitu pertumbuhan ekonomi.
Kesejahteraan
masyarakat dari aspek eknomi dapat diukur dengan tingkat pendapatan nasional
per-kapita. Untuk dapat meningkatkan pendapatan nasional, pertumbuhan ekonomi
menjadi salah satu target yang sangat penting yang harus dicapai dalam proses
pembangunan ekonomi. Oleh karena itu tidak mengherankan jika pada awal pembangunan
ekonomi suatu Negara, umumnya perencanaan pembangunan eknomi berorientasi pada
masalah pertumbuhan. Untuk negara-negara seperti Indonesia yang jumlah
penduduknya sangat besar dan tingkat pertumbuhan penduduk yang sangat tinggi
ditambah lagi fakta bahwa penduduk Indonesia dibawah garis kemiskinan juga
besar, sehingga pertumbuhan ekonomi menjadi sangat penting dan lajunya harus
jauh lebih besar dari laju pertumbuhan penduduk agar peningkatan pendapatan
masyarakat per-kapita dapat tercapai.
Pertumbuhan
ekonomi Indonesia yang terjadi juga disebabkan struktur ekonomi yang semakin ke
depan mengalami perubahan. Maka melalui makalah ini, akan dipaparkan
pertumbuhan ekonomi Indonesia dan struktur ekonomi yang terbentuk selama lima
tahun terakhir mulai tahun 2008 hingga 2012.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun
permasalahan yang akan dibahas dalam proses penyusunan makalah ini, yakni
sebagai berikut.
1. Pertumbuhan
ekonomi Indonesia selama lima tahun terakhir mulai dari tahun 2008 sampai
dengan 2012.
2. Struktur
ekonomi Indonesia.
1.3 Tujuan Penulisan
Pada
dasarnya tujuan penulisan makalah ini terbagi menjadi dua bagian yaitu tujuan
umum dan tujuan khusus. Adapun tujuan umumnya adalah memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Sistem Ekonomi Indonesia. Sementara tujuan khususnya adalah:
1. Untuk
mengetahui pertumbuhan ekonomi di Indonesia selama lima tahun terkahir mulai
dari tahun 2008 sampai dengan 2012.
2.
Untuk mengetahui struktur ekonomi di Indonesia.
1.4 Manfaat Penulisan
Hasil
penulisan ini diharapkan
dapat
memberikan
manfaat, baik secara teoritis maupun secara praktis.
Manfaat teoritis
Hasil
penulisan ini diharapakan dapat menjadi bahan masukan mengenai perekonomian
Indonesia.
Manfaat praktis
Hasil
penulisan ini diharapkan dapat menjadi sumbangan masukan pengetahuan untuk
semua lapisan masyarakat, baik mahasiswa maupun dosen serta masyarakat umum
dalam mengetahui perekonomian di Indonesia.
1.5 Sistematika Penulisan
Sistematika
penulisan adalah berisi uraian singkat setiap bab, mulai dari BAB I hingga
ke-BAB III, dimana uraian ini memberikan gambaran secara langsung tentang isi
dari tiap-tiap bab yang ada dalam makalah ini. Adapaun sistematika sebagai
berikut.
BAB
I PENDAHULUAN
Bab
ini membahas tentang latar belakang, rumusan masalah,tujuan dan manfaat
penulisan dan sistematika penulisan.
BAB
II PEMBAHASAN
Bab
ini membahas sejarah, kedudukan dan fungsi dari bahasa Indonesia
BAB
III Penutup
Bab
ini adalah akhir makalah yang berisi kesimpulan dan saran.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia Selama Lima Tahun
Terakhir
Terdapat
beberapa indikator ekonomi yang dapat digunakan untuk mengetahui kondisi
perekonomian suatu negara. Salah satu indikator yang sering digunakan adalah
data PDB (Produk Domestik Bruto). Badan Pusat Statistika (BPS) mendefinisikan
PDB sebagai jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam
suatu negara tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang
dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi. Data PDB yang dipublikasikan terdiri dari
data PDB atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan. PDB atas dasar
harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung
menggunakan harga yang berlaku pada setiap tahun, sedangkan PDB atas dasar
harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa tersebut yang dihitung
menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai dasar.
PDB
atas dasar harga konstan digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi dari
tahun ke tahun. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan sebagai proses kenaikan output per kapita dalam jangka panjang,
atau dapat juga diartikan sebagai kenaikan output
total (PDB) dalam jangka panjang tanpa memandang apakah kenaikan itu lebih
kecil atau lebih besar dari pertumbuhan penduduk. Pertumbuhan ekonomi ini
sering dijadikan salah satu ukuran kinerja perekonomian suatu negara. Semakin
tinggi nilai pertumbuhan ekonomi bisa dikatakan kinerja perekonomian semakin
membaik.
Pertumbuhan
ekonomi pada tahun 2008 mencapai 6,1%
yang hampir meyerupai angka tahun lalu sebesar 6,1%. Pada tahun 2009,
perekonomian Indonesia mengalami penurunan yakni 4,5%. Tapi, setelah
perekonomian dunia mulai membaik pada tahun 2010 mengalami perkembangan kembali
mencapai 6,3% sama. Sedangkan pada tahun 2011, mengalami peningkatan lagi
dengan angka 6,5% yang merupakan angka tertinggi pada satu dekade terakhir.
Tahun berikutnya, pertumbuhan ekonomi sebesar 6,23% pada tahun 2012.
Pertumbuhan
PDB tahun 2008 meningkat sebesar 6,1% terhadap tahun 2007, terjadi pada semua
sektor ekonomi, dengan pertumbuhan tertinggi di sektor pengangkutan dan
komunikasi 16,7% dan terendah di sektor pertambangan dan penggalian 0,5 %.
PDB tahun 2009 meningkat sebesar
4,5% terhadap tahun 2008,
terjadi pada semua
sektor ekonomi, dengan
pertumbuhan tertinggi di
Sektor Pengangkutan dan Komunikasi 15,5% dan terendah di Sektor Perdagangan,
Hotel dan Restoran 1,1%. PDB tahun 2010 meningkat sebesar 6,1% terhadap tahun
2009, terjadi pada semua sektor ekonomi, dengan pertumbuhan tertinggi di Sektor
Pengangkutan dan Komunikasi 13,5% dan terendah di Sektor Pertanian 2,9%. PDB
tahun 2011 tumbuh sebesar 6,5% dibandingkan dengan tahun 2010. Pertumbuhan
terjadi pada semua sektor ekonomi, dengan pertumbuhan tertinggi di Sektor Pengangkutan
dan Komunikasi 10,7% dan terendah di Sektor Pertambangan dan Penggalian 1,4 %.
PDB tahun 2012 tumbuh sebesar 6,23% dibandingkan dengan tahun 2011. Pertumbuhan
terjadi pada semua sektor ekonomi, dengan pertumbuhan tertinggi di Sektor Pengangkutan
dan Komunikasi 9,98% dan terendah di Sektor Pertambangan dan Penggalian 1,4%.
Pertumbuhan
PDB tanpa migas pada tahun 2008 mencapai
6,5%. PDB tanpa migas pada tahun 2009 mencapai 4,9%. Sementara pertumbuhan PDB
tanpa migas tahun 2010 mencapai 6,6 %. Sementara PDB (tidak termasuk migas)
tahun 2011 tumbuh 6,9 persen, dan PDB Tanpa Migas tahun 2012 tumbuh 6,81 %.
Besaran
PDB Indonesia pada tahun 2008 atas dasar harga berlaku mencapai Rp 4.954,0
triliun, sedangkan atas dasar harga konstan (tahun 2000) mencapai Rp 2.082,1
triliun. Pada tahun 2009
atas dasar harga
berlaku mencapai Rp 5.613,4
triliun, sedangkan atas dasar harga konstan (tahun 2000) mencapai
Rp2.177,0 triliun. Tahun 2010 atas dasar harga berlaku mencapai Rp 6.422,9
triliun, sedangkan atas dasar harga konstan (tahun 2000) mencapai Rp2.310,7
triliun. Tahun 2011 atas dasar harga
berlaku mencapai Rp7.427,1 triliun, sedangkan atas dasar harga konstan (tahun
2000) mencapai Rp2.463,2 triliun. Pada tahun 2012 atas dasar harga berlaku
mencapai Rp8.241,9 triliun, sedangkan atas dasar harga konstan (tahun 2000)
mencapai Rp2.618,1 triliun.
Dari
sisi penggunaan, PDB berasal dari konsumsi rumah tangga sebesar 5,3%, konsumsi
pemerintah 10,4%, pembentukan modal tetap bruto 11,7%, perubahan inventori -1
690,1% ekspor 9,5% dan impor 10,0%.
Pertumbuhan ekonomi tahun
2009 sebesar 4,5%, terjadi
pada konsumsi pemerintah sebesar
15,7%, diikuti oleh pengeluaran konsumsi rumah tangga 4,9%, dan pembentukan
modal tetap bruto 3,3%, perubahan inventori -112,9%, diskrepansi statistik
-104,2%, ekspor -9,7% dan impor -15,0% . Tahun 2010 menurut sisi penggunaan
terjadi pada komponen ekspor sebesar 14,9%, diikuti pembentukan modal tetap
bruto (PMTB) 8,5%, pengeluaran konsumsi rumah tangga 4,6%, dan pengeluaran
konsumsi pemerintah 0,3%. Sedangkan komponen impor sebagai faktor pengurang
mengalami pertumbuhan tertinggi, yaitu
sebesar 17,3%, perubahan inventori 463,1%. Tahun 2011 menurut sisi
penggunaan terjadi pada komponen ekspor sebesar 13,6%, diikuti pembentukan
modal tetap bruto (PMTB) 8,8%, pengeluaran konsumsi rumah tangga 4,7%, pengeluaran
konsumsi pemerintah 3,2%, perubahan inventori 98,0% dan komponen impor sebagai
faktor pengurang juga mengalami pertumbuhan, yaitu sebesar 13,3%. Pertumbuhan
ekonomi Indonesia pada tahun 2012 menurut sisi penggunaan terjadi pada PMTB
sebesar 9,81%, diikuti Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 5,28%, Komponen
Ekspor Barang dan Jasa 2,01%, dan Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah yang
tumbuh 1,25% dan perubahan inventori 486,24%. Sementara, Komponen Impor sebagai
faktor pengurang mengalami pertumbuhan sebesar 6,65%.
2.2 Struktur Ekonomi Indonesia tahun
2008 hingga 2012
Struktur
ekonomi dapat diartikan sebagai komposisi peranan masing-masing sektor dalam
perekonomian baik menurut lapangan usaha maupun pembagian sektoral ke dalam
sektor primer, sekunder dan tersier. Menurut Teori Lewis, perekonomian suatu
daerah harus mengalami transformasi struktural dari tradisional ke industri,
yang ditunjukkan dengan semakin besarnya kontribusi sektor non pertanian dari
waktu ke waktu terhadap total PDRB.Gambaran kondisi struktur ekonomi Indonesia
dapat dilihat melalui kontribusi setiap sektor ekonomi terhadap pembentukan PDB
(Produk Domestik Bruto). Struktur ekonomi dikatakan berubah apabila
kontribusi/pangsa PDB dari sektor ekonomi yang mulanya dominan digantikan oleh
sektor ekonomi lain.
Dalam
analisis deskriptif ini, kita akan melihat bagaimana kondisi struktur ekonomi
Indonesia dari tahun 2008 sampai 2012. Untuk memudahkan analisis, sektor-sektor
dalam perekonomian akan dikelompokan menjadi 3 sektor yaitu sektor primer,
sekunder dan tersier. Sektor primer merupakan gabungan dari sektor pertanian,
peternakan, kehutanan dan perikanan dan sektor pertambangan dan penggalian.
Sektor sekunder merupakan gabungan dari sektor industri pengolahan, sektor
listrik, gas dan air dan sektor konstruksi. Sedangkan sektor tersier merupakan
gabungan dari sektor perdagangan, hotel, restoran, sektor pengangkutan dan
komunikasi, sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan serta sektor
jasa-jasa.
Pada
tahun 2008 hingga 2010 mengalami penurunan dari sektor pertanian peternakan
kehutanan perikanan hanya 4,8%, 4,1%, dan 2,9%. Sedangakan tahun 2011 dan 2012
mengalami peningkatan 3,0% dan 3,97%. Pada sektor pertambangan dan penggalian
tahun 2008 hanya 0,5% dan meningkat kembali pada tahun 2009 yakni 4,4%.
Kemudian menurun kembali pada tahun 2010 dan 2011 dengan nilai 3,5% dan 1,4 %.
Sementara tahun 2012 meningkat kembali yakni 1,49%.
Pada
tahun 2008 dan 2009 mengalami penurunan pada sektor industri pengolahan dari
3,7% dan 2,1%. Sedangkan tahun 2010 dan 2011 meningkat kembali dari 4,5% dan
6,2%. Tahun 2010 menurun kembali menjadi 5,73%. Pada sektor listrik, gas dan air tahun 2008 dan
2009 mengalami pertumbuhan yang signifikan yakni 10,9% dan 13,8%. Pada tahun
2010 dan 2011 menurun kembali menjadi 5,3% dan 4,8%. Sementara tahun 2012
mengalami peningkatan yakni 6,40%. Pada sektor konstruksi dari tahun 2008
hingga 2011 mengalami penurunan dari 7,3%, 7,1%, 7,0%, dan 6,7. Tapi tahun 2012
meningkat kembali yakni 7,50%.
Pada
tahun 2009 sektor perdagangan, hotel, dan restoran, mengalami penurunan drastis
hanya 1,1% dari tahun sebelumnya yang 7,2% . Tahun 2010 dan 2011 mengalami
peningkatan kembali 8,7% dan 9, 2%. Sementara tahun 2012 menurun kembali
menjadi 8,11%. Pada sektor pengangkutan dan komunikasidari tahun 2008 sampai
2012 mengalami penuruan dari tahun ke tahun mulai 16,7%, 15,5%, 13,5%, 10,7%, 9,98%.
Pada sektor keuangan real estate dan jasa perusahaan tahun 2008 mengalami penurunan pada tahun
2009 yakni 8,2% ke 5,0%. Mulai dari tahun 2010 hingga 2012 mengalami
peningkatan kembali dari 5,7%, 6,8% dan 7,15%. Pada sektor jasa-jasa tahun 2008
dan 2009 memiliki pertumbuha yang sama yakni 6,4%. Tahun 2010 menurun dari
tahun sebelumnya yakni 6,0%. Kemudian meningkat kembali di tahun 2011 dengan 6,7%.
Sementara tahun 2012 hanya memperoleh pertumbuhan 5, 24%.
Pada
tahun 2008 sektor primer mengalami penurunan dibandingkan sektor sekunder dan
sektor tersier. Pada tahun 2009 mengalami peningkatan menjadi 4,25% dalam
sektor primer tapi sektor sekunder dan tersier masih berada di posisi atas
dengan sektor sekunder 7,67% dan sektor tersier 7%. Hingga tahun 2010 sektor tersier mengalami
peningkatan kembali 8,48% dengan sektor sekunder mengalami penurunan hanya 5,6%
. Sektor primer sampai 2011 mengalami penurunan dan masih berada di posisi
bawah hanya 3, 2% dan 2, 2% kemudian meningkat kembali pada tahun 2012 menjadi
5,46%. Walaupun pada tahun 2012 sektor primer mengalami peningkatan tapi sektor
sekunder terus mengalami peningkatan sampai tahun 2012 dengan nilai 5,9% dan
6,9%. Sedangkan sektor tersier mengalami penurunan hingga tahun 2012 dengan
nilai 8,35% dan 7,62%.
Jika
kita lihat dari hasil analisis deskriptif di atas, maka dapat ditarik sebuah
kesimpulan bahwa telah terjadi perubahan struktur ekonomi di Indonesia selama
tahun 2008-2012. Sejak tahun 2008, peran sektor primer telah digeser oleh
sektor sekunder dan tersier. Pada tahun 2009 sektor sekunder merupakan sektor
yang memiliki peran paling besar terhadap PDB, namun pada tahun 2010 kembali
digeser oleh sektor tersier. Sampai tahun 2012 peran sektor primer masih berada
di bawah sektor tersier dan sekunder. Hal ini menunjukan bahwa proses
transformasi struktur ekonomi Indonesia telah menuju ke arah industrialisasi,
dimana peran sektor primer mulai digantikan oleh peran sektor lainnya, terutama
sektor sekunder yang mengalami peningkatan kontribusi cukup besar dan
signifikan hampir di tiap tahun dibanding sektor lainnya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Terdapat
beberapa indikator ekonomi yang dapat digunakan untuk mengetahui kondisi
perekonomian suatu negara. Salah satu indikator yang sering digunakan adalah
data PDB (Produk Domestik Bruto). PDB
atas dasar harga konstan digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi dari
tahun ke tahun. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan sebagai proses kenaikan output per kapita dalam jangka panjang,
atau dapat juga diartikan sebagai kenaikan output
total (PDB) dalam jangka panjang tanpa memandang apakah kenaikan itu lebih
kecil atau lebih besar dari pertumbuhan penduduk. Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2008 mencapai 6,1% yang hampir
meyerupai angka tahun lalu sebesar 6,1%. Pada tahun 2009, perekonomian Indonesia
mengalami penurunan yakni 4,5%. Tapi, setelah perekonomian dunia mulai membaik
pada tahun 2010 mengalami perkembangan kembali mencapai 6,3% sama. Sedangkan
pada tahun 2011, mengalami peningkatan lagi dengan angka 6,5% yang merupakan
angka tertinggi pada satu dekade terakhir. Tahun berikutnya, pertumbuhan
ekonomi sebesar 6,23% pada tahun 2012.
Struktur
ekonomi dapat diartikan sebagai komposisi peranan masing-masing sektor dalam
perekonomian baik menurut lapangan usaha maupun pembagian sektoral ke dalam sektor
primer, sekunder dan tersier. Jika kita lihat dari hasil analisis deskriptif di
atas, maka dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa telah terjadi perubahan
struktur ekonomi di Indonesia selama tahun 2008-2012. Sejak tahun 2008, peran
sektor primer telah digeser oleh sektor sekunder dan tersier. Pada tahun 2009
sektor sekunder merupakan sektor yang memiliki peran paling besar terhadap PDB,
namun pada tahun 2010 kembali digeser oleh sektor tersier. Sampai tahun 2012
peran sektor primer masih berada di bawah sektor tersier dan sekunder. Hal ini
menunjukan bahwa proses transformasi struktur ekonomi Indonesia telah menuju ke
arah industrialisasi, dimana peran sektor primer mulai digantikan oleh peran
sektor lainnya, terutama sektor sekunder yang mengalami peningkatan kontribusi
cukup besar dan signifikan hampir di tiap tahun dibanding sektor lainnya.
3.2 Saran
Gagasan
yang dilakukan dalam melakukan langkah-langkah perekonomian Indonesia dengan
menuju pada era industrialisasi, dengan mempertimbangkan usaha dan mempersempit
jurang ketimpangan sosial dan pemberdayaan daerah, sehingga akan terjadi
pemerataan kesejahteraan yang kiranya perlu dievaluasi kembali sesuai dengan
konteks keyakinan dan tantangan dalam perekonomian Indonesia pada era
globalisasi. Sehingga struktur ekonomi dari pertanian menuju
industrialisasi dapat berjalan menbaik dan pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat
meningkat ari tahun ke tahun
Sumber: copy right http://www.kelompokinti3.blogspot.com/v2/index.php?